Friday, March 18, 2005

potret biru

Aku dibesarkan dalam kesenangan yang sedia ada. Walau pun sederhana. Sejak kecil aku suka melukis. Suka pada seni. Suka pada keindahan semula jadi yang nyaman lagi bersih. Tetap dewasa aku didekati dengan keindahan potret kaum hawa. Sudah pasti yang cantik lagi sexy semuanya terdapat dalam magazine berbagai rupa. Aku menerokai semuanya.

Kini zaman berubah. Magazine diganti dengan internet. Website yang ada potret-potret kaum hawa aku pelupuri. Setakat menikmati keindahan seni. Lebih banyak aku lihat, lebih terkilan dengan kerosakan moral seni yang pernah aku pelajari. Sicantik rambut perang bibir delima sudah tidak tahu nilai diri mereka lagi. Semuanya mengejar kesenangan duniawi belaka. Nilai diri diperdagang, dipertonton.

Satu website yang terkini aku layari, punyai gadis-gadis baru meningkat remaja, cantik sebersih sutera (dari kacamata seni ku). Tapi nilai moralnya entah kemana hilang tujuannya. Begitu ghairah dan bersahaja menikmati kepuasan sex yang meronta-ronta yang mahu ditonjol dagang keseluruh dunia. Mungkin itu kepuasan yang dapat di gapai yang lambat laun akan pudar bila usia membelakangi mereka. Potret-potret biru ini laris laku dipertontonkan.

Aku masih rindukan pada potret seni ku seperti dulu. Garis-garis seni halus (seperti awan tak tercela) yang pernah ku lihat pada kertas-kertas lukisan ku dulu. Kini tercemar luluh sudah. Hanya ku berdoa pada tuhan agar Ia jauhi adik-adik ku di nusantara dari gejala-gejala barat yang sudah hilang pedoman, hilang haluan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home